Tapi Tuanku, Ada banyak tanya dibenaku menari Tentang kota kumuh di tengah masyur negrimu, dan tentang lesuh rakyatmu di atas gelimang hasil bumi Aku juga bingung di jalanan Menyasikan debu, kerikil ramai berterbangan Liar menghujam dedaunan, menggerogoti jantung Juga menghiasi dinding kaca rimah mewah para pamong Saat susuri kotamu bercucur peluh Sempat aku berpikir untuk sejenak berteduh Tapi tak banyak rindang pepohonan di kotamu Semua meranggas, kering, dan layu Membasuh muka di waktu pagi pun Aku bahkan hanya berharap pada tetesan embun Sebab cukup sulit segelas air aku dapatkan Bahkan ketika aku dahaga tuan. Tuanku Subur bergelimang hasil bumi di negrimu Juga termasyur permai pesona alam mu hingga negriku Tapi, kenapa aku dapati gambar suram di kotamu? Kini aku pergi bersama seribu ragu Aku hanya berharap saat kembali suatu waktu Subur tanamu, makmur rakyatmu Masyur kotamu, cantik paras wajah rakyatmu #yuni27