Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2022

Akhirnya, Jalan Pulang

Gambar
  Waktu telah memberi kita kesempatan, namun kau menciptakan jarak mu sendiri. Ruang telah memberi kita temu, namun kau sendiri yang membatasinya Tak lelah tak salah (itu katamu) Aku mungkin akan lelah, tapi aku tak akan memberitahumu. aku tak merubah jejak, aku hanya terlampau percaya hingga aku lupa dari mana awalnya aku datang. Jika aku memberi mu sekantong waktu Apakah itu cukup, untuk kita bertatap sejenak? Aku akan menyediakan ruang yang luas, Agar engkau lelah, jika engkau berusaha membatasinya kembali.             Jika itu masih kurang, bersuaralah, Agar aku menyediakan waktu yang ku tukar dengan sisa harap ku bertahan? Mungkin itu lebih cukup, Agar engkau juga memberi ruangmu sendiri, Tanpa harus aku yang mencarinya. Namun, jika itu masih kurang. Akan ku cari jalan , dimana aku datang agar aku bisa pulang. Ruteng, 29 Mei 2022          

Ku Harap

Gambar
  Ku harap engkau tak menyimpan iri, Yang hanya pandai menyakit diri, Ini hanya tentang kita yang ingin mandiri, Hanya saja terlampau dan ingin sendiri.   Ku harap engkau hanya berpura-pura, Sedikit dalam canda tanpa harus berpasra Kita memang tak pisah dari perkara, Sebab hidup bukan mencari siapa akan menjadi juara.   Ku harap kita akan mencita tanpa harus berlawan kata, Saling memberi semangat tanpa harus memberi air mata Aku menata agar kita setia dalam suka cita, Bukan saja tertawa ketika kita duduk   bersama harta dan takta.   Dan aku harap.   Ruteng, 24 mei 2022  

Goresan Tinta Abadi

Gambar
  Kata demi kata, ku goreskan pada lembar merah muda Ku ceritakan tentang piluh dan resah ku, suka dan dukaku. Sebait sajak tentang aku yang lara Tentang aku dan perkara Sebait sajak lagi tentang aku dan canda Tentang aku dan tawa. Waktuku tak dapat ditebak, Aku berharap aku bijak Menjadikan itu sebagai hadiah. Ku jadikan lembar merah mudah Dengan goresan tinta abadi. Ruteng, 18 Mei 2022

Sajakku Embun

Gambar
  Terpisah jarak denganmu membuatku hanya bisa bercanda tawa dengan embun pagi yang menggelayut lembut di ujung daun bersama mawar putih kala fajar mulai merekah. Rinduku  serupa embun pada ujung daun bergantung lara Setiap pagi, ia terus bersama sang daun ketika sang mentari dengan angkuhnya menguapkannya embun itu tak lagi terlihat oleh mata Namun sejatinya, embun itu telah mengubah rindu dalam hatiku menjadi energi yang menggerakkan seluruh tubuhku untuk terus kreatif berkarya sepanjang hari   Ruteng,16 Mei 2022

Abadi Adalah Waktu

Gambar
  Tak ada yang lebih lapar dari waktu Yang telah melahap segala kesempatan Yang pada kita, hanya ditinggalkan kenangan Kita hanyalah pelaku yang tak paham Akan alur-nya, kadang kita diberi tawa yang sedikit-sedikit Kita kemudian tenggelam dalam lamun. Tak ada yang lebih abadi dari waktu Yang tak mati akan masanya Yang pada kita, diberi angka seberapa pun itu dan tak akan abadi Kita hanyalah panggung, tempat waktu bermain dan bercanda. Tak ada hidup lagi selain waktu. Ruteng, 14 Mei 2022

Tak Lagi Sama

Gambar
Takut, menakuti, dan ditakuti. Semua sibuk ditindas. Semua sibuk menindas. Tangisan sudah seperti makanan Teriakan sudah tanpa arti Haus, lapar, kedinginan, sudah biasa Lantunan suara senapan Gemuruh suara bom Semua sudah suka kembang api dimalam tahun baru Sekarang! Semua sudah berlalu Semua sudah sangat nyaman Semua sudah sangat aman Apa yang kalian lakukan? Apa yang sudah kalian perbuat untuk negeri ini! Belajar masih malas Mengerjakan PR apa lagi Mau di jajah lagi? Kalian adalah generasi penerus Kalian adalah pemimpin kelak Kalian adalah Anak Indonesia Semangat! Merdeka! Jangan kecewakan para pahlawan! Ruteng, 09 Mei 2022

Sajak Untuk Para Pembunuh

Gambar
  Ini adalah hal yang paling kubenci Menyapa mesra para bedebah tak berhati Mereka para pembunuh dengan alasan sana sini Motif klasik ekonomi hingga yang paling biadab sekali   Sebuah kamar mewah lagi wangi Sepasang suami istri tertidur pulas menanti pagi Datang para bedebah yang kusapa tadi Bertingkah bak malaikat maut, membunuh sepi   Jeritan tak biasa, tak terdengar warga Ingin keluar pun tak bisa Tancap pisau itu mengenai dada Entah di mana perih mengantarnya   Tentang seorang pria Suami juga seorang ayah, beribadah menunaikan kewajibannya Para bedebah yang termakan isu agama Termakan bodohnya alibi para bedebah raksasa Terorisme yang dikaitkan dengan agama Entah disuntik kopi jenis apa otaknya   Melangkahlah pria yang belum tentu berdosa Tak jauh dari masjid peluru menancapnya Panasnya hati tak sempat berkata Tentang bagaimana nasib istri dan anaknya   Tentang mereka yang terusir dari tempat ...

TAPI

Gambar
                              Sutardji Calzoum Bachri aku bawakan bunga padamu tapi kau bilang masih aku bawakan resahku padamu tapi kau bilang hanya aku bawakan darahku padamu tapi kau bilang cuma aku bawakan mimpiku padamu tapi kau bilang meski aku bawakan dukaku padamu tapi kau bilang tapi aku bawakan mayatku padamu tapi kau bilang hampir aku bawakan arwahku padamu tapi kau bilang kalau tanpa apa aku datang padamu wah ! Karya: Sutardji Calzoum Bachri  

Aku Adalah Sia-Sia

Gambar
 Pada hujan aku bercerita,  aku adalah sia-sia tanpa kepastian aku adalah waktu yang terbuang percuma aku, tentang aku, tentang ketidakbaikan nyataku aku merindu jawaban atas pertanyaan kecemasanku tidak ada yang mengerti, bahkan diri ku sendiri telah mati akan rasa itu melampaui segala hasrat dan akal, aku gagal akan diriku sendiri. Ruteng, 01 Mei 2022