MESRA DAN SENJA_CERPEN REMAJA
Mesra dan senja
Di depan
rumah biru saat itu ku umpamakan kita duduk berdua di tepi pantai. Apa yang
sedang kurasakan, aku seperti menemukan kembali secuil berlian ku yang telah
lama hilang. Aku menemukan kembali
peradaban yang koyak seperti tergantikan oleh intan permataan ini, dan ini
memang harus terjadi. Ketika kursi kayu menjadi sandaran dilengkapi dengan senja
sebagai penghumor suasana, Dia duduk disamping ku, mengobati kesepian dan
kerinduan yang sudah lama menumpuk, ah
bahagia rasanya saat ia menggenggam tanganku. Di tengah perbincangan, tiba-tiba
Dia bertanya.
'' apakah segala sesuatu harus ada jawaban?..
aku tersenyumm. ini
bukan pertanyaan kuis dan tentunya tak ku jumpai pada tugas kuliahku, tapi anggaplah dia sudah mencairkan suasana dengan
pelan, dan aku binggung harus menjawabnya, tapi percaya diriku tak mau kala
‘’mungkin jawabku, tapi
bagaimana menurutmu?’’ kembali aku bertanya padanya.
Dia kembali berbalas
dengan senyum, ‘’menurutku tidak’’, jawabnya seperti ada sesuatu disana.
‘’kenapa demikian?’’
jawabku bertanya.
hmmm, kau bersama ku
saat ini menikmati senja dan kehadiranmu hadia penghujung tahun untuk ku. ‘’jika
ku tawarkan senja untukmu, apakah engkau mau?
‘’iya, tentu saja, senja
itu indah, cantik, siapa saja pasti akan mau jika di tawarkan senja’’jawabku
dengan semangatnya.
‘’sekarang, jika ku
tawarkan padamu setangkai mawar, apakah engkau mau?
‘’iya tentu saja, mawar
itu harum, siapa saja pasti akan tertarik padanya’’.
‘’hheee’’(dia tersenyum)
Benar-benar tersentak,
kata-katanya diluahkan secara berseloroh ini tentang mawar dan senja kah atau
hadiah di penghujung tahun?, entahlah kegembiraanku bukan soal ujaranya,
kehangatan akan pelukan saat itu, kalah aku seperti tertidur di tempat paling
empuk yang yang pernah ku jumpai.
‘’lalu, bagaimana jika
ku tawarkan, kalau nanti diriku akan pergi meninggalkanmu dan berjalan dengan
yang lain’’??
Aku terdiam, pikiran ku
seperti hamparan pasir gurun, luas tapi kering tak berpenghuni.
‘’apa ini? ‘’aku
bertanya..
Kali ini benar-benar aku
seperti dicekik, aku merasa tempat empuk itu sudah berubah menjadi kepingan
kerikil, badanku sakit hingga hati tak berdaya. Kau baru saja menampar
kepercayaan ku, bukan kah ini kecerobohan, ah
aku tak bisa menjawabnya.
‘’hheeeee’’ ( dia
tertawa kecil) sudah, kau tak menjawab satu dari tiga pertanyaanku,
memang ini tak harus
diberi jawaban.
‘’ lalu?’’ aku bertanya
hatiku seperti dijajah melampaui negriku.
‘’ karena bila jawabanmu
ada, cerita kita usai disini jika engkau menjawab iya dan jika engkau
menjawab tidak, cerita kita akan menjadi hambar karena tak akan ada kisah
panjang yang akan diceritakan kembali kepada anak cucu kita, karena menurutku
masih ada begitu banyak hal yang akan terjadi setelah ini, nanti atau kapan
jawaban Mu akan terjawab, biarkan waktu yang berbisik padaku, jadi saat ini
biarkan kita berdua saja yang akan menjadi pemeran dalam dongeng percintaan
ini’’.
‘’Hmmmm’’( aku
tersenyum) jadi, maksudmu segala sesuatu tak harus ada jawaban? aku
bertanya
‘’iya''. katanya
aku menghela nafas
panjang, sebagai tanda anggaplah saja aku sudah sepikiran denganya. Rumit aku
tak mengerti maksudnya tapi sudahlah ‘’ cinta itu adalah samudera yang luas,
yang tepianya tidak dapat kita lihat, bukankah ini yang dia maksud, ah sungguh
aneh pikiranku.
‘’Kenanglah hari ini,
sampai kapan pun kau mau’’.
‘’ Katakan, jika nantinya
engkau lelah’’.
"lelah?? aku
tak mengerti maksudmu"
‘’apakah aku harus
menjawabnya?’’, kembali bertanya padaku
‘’yahh itu terserahmu,’’
jawabku
‘’hmmm, akan kujawab’’
katanya
‘’tapi, apakah kau
betul-betul tak mengerti maksudku’’
‘’iya, jawabku.
Dia terdiam, sungguh
manis rautnya, Dia menangguk pelan. Aku tak mengerti maksudnya. Lalu berbalik
dengan paras manisnya.
‘’tak mengerti atau
hanya ingin menjebak ku’’
maksudmu?" Jawab ku
‘’kau kembali
bertanya". balasnya kembali
‘’sudah-sudahh’’ kataku
‘’anggaplah lah itu
nanti’’ lanjut ku
‘’maksudmu’’?, dia
bertanya padaku
‘’aku tersenyum’’,
apakah aku harus menjawabnya?’’.
“hheeeee” dia kembali
tersenyum..
‘’kau menjebak ku’’,
jawabnya..
aku mengenggam erat
tanganya, ‘’sepertinya aku tak suka kata lelah’’ kataku saat itu
harapku kau juga
begitu’’
‘’harapan? kau tau itu
tidak pasti, saat ini kau tak menyukai hal itu,
tapi tak tau nantinya,
Sudah ku katakan padamu, biarkan itu menjadi suara waktu.
bahagia kita hari ini,
apa yang menjadi milik kita”. katanya padaku.
Angin berdesir pelan,
aku menyimak jawabanya, aku seperti menyulam asa, aku berbisik dalam hati
jangan tampar aku dengan keraguan,ketika tak cukup lama gerimis singgah dan
desiran anginpun berlalu, suasanaya kembali membeku, aku nyaris lema terputus
arah. Aku berusaha mengembalikan suasana.
‘’heyy.. sudah malam
rupanya kini senjaku pergi’’
‘’senjamu pergi?,
katanya dengan tulus abdi
‘’kesinilah lebih dekat
dengaku, akan ku ceritakan tentang senjamu yang pergi’’
Aku mendekat, bahunya ku
jadikan sandaran ternyaman saat itu.
Dia bertanya’’apa yang
kau belajar dari senjamu yang pergi tanpa pamit?’’
‘’entahh’’ jawabku
seperti kembali bertanya padanya
‘’Dari senja mu yang
telah pergi, akan mengajarkanmu dan juga aku arti dari sebuah kata rela’’senja
juga memberi arti bahwa hidup tak selamanya bersinar, artinya kegelapan juga
akan ada disana dan itu akan ada waktunya’’
‘’tapi, aku tak
menginginkan hal itu terjadi pada kita, jawabku?
‘’kau salah’’?
‘’lalu bagaimana dengan
pertanyaanku tadi, jika seandainya ku tawarkan senja padamu
lalu kau jawab dengan
lantang, bahwa kau tak akan menolaknya’’.
‘’tapi, aku mau senja
karena indahnya saja, jawabku
‘’lalu, kegelapan yang
datang setelah senja?, kau tak mau?
‘’tentu saja tidak,
jawabku...
‘’baiklah, begini saja
supaya kau mengerti, ku umpamakan aku menjadi senja, anggaplah saja ‘’indahnya
senja menjadi hal yang terlihat, sama seperti aku di hadapanmu, segala hal yang
pernah ku punya yang membuatmu bahagia, tapi kegelapan yang hadir setelah senja,
menjadi hal yang tak menarik, anggaplah saja itu menjadi kekurangan ku, apakah
dengan itu kau akan meninggalku??
Aku menangis, ‘’bukan
itu maksudku’’ jawabku berbisik padanya
‘’lalu dia memeluku, ku
katakan padamu, jangan pernah engkau menyukai sesuatu karena indahnya saja,
tapi lihatlah setelah itu yang akan memberi mu pengajaran yang paling besar’’,
katanya padaku.
Ini sungguh mulia, Dia menyadarkan ku dengan
sebaris kata, kau pandai memberi ku canda. Sungguh mengalir dan mengusir jauh
kesepian, luluhkan setiap laraku. Aku bahagia.
‘’Aku percaya kepada kita, Katanya sambil
berdiri mendekat. Matanya berubah lembut membuatku bertingkah bodoh seperti
anak kecil, perasaan apa ini, dia bahkan lebih mendekat lagi. ‘’ aku sudah lebih mengerti tentang mencintai, dia
menarikku lebih dekat sekarang, lalu dia mencium bibirku dengan penuh cinta.
Aku tersenyum,Perjumpaan ini akan terus membekas hingga sukma. aku berjanji
kepada malam untuk menitipkan perjumpaan ku disana. Perjumpaan yang masih
meninggalkan tanya. Ah sudahlah, aku tak
ingin membahas lagi. Aku berbisik
padanya ‘’ aku ingin kita bahagia dari cerita kita sampai waktu yang akan
berbisik, aku mencintaimu dari indahnya senja dan kegelapan setelah itu’’.
#YUNINDAHONG
Komentar
Posting Komentar