Senyum karena Luka
Malam itu, di depan rumah papan aku duduk menyendiri. Dengan bahagia aku duduk dengan sepiring nasi di depan ku, ini sudah basi tapi dalam hati" setidaknya aku bisa makan hari ini,
Namaku Nowela aku sebatang karang karena hidupku sudah lama sendiri.
Orang tuaku sudah lama meninggal sejak aku berumur 5 tahun, sudah 10 tahun aku hidup sendiri, sakit dalam diamku tapi aku harus tetap kuat demi jiwa dan tubuhku.
Bisa di katakan hidupku seperti berada di unjung tanduk, sedikit ku bearah dan bertoleh tak berpihak maka aku akan jatuh.
Selama ku hidup aku tak pernah mengeluh, aku percaya bahwa di luar sana masih ada yang jauh lebih buruk dari pada situasi ku sat ini.
Dengan beralaskan rumah papan kecil peninggalan orang tuaku dulu, yang hanya bisa di tempati 2 orang saja, keadaan seadanya bahkan aku hanya mempunyi 2 pakian yang ku kenakan secara bergantian
hari demi hari.
Tak ada orang yang mau mendekatiku bahkan melihatku sedikitpun,
Aku di anggap sebagai wabah penyakit dalam desa itu, kulitku kotor de penuhi lalat, bahkan rambutku sudah menyatu menjadi satu karena debu.
Bahkan aku tak bisa lagi di kenali.
Saat aku berjalan keluar orang orang menatapku seperti melihat sosok hantu.
Namaku Nowela aku sebatang karang karena hidupku sudah lama sendiri.
Orang tuaku sudah lama meninggal sejak aku berumur 5 tahun, sudah 10 tahun aku hidup sendiri, sakit dalam diamku tapi aku harus tetap kuat demi jiwa dan tubuhku.
Bisa di katakan hidupku seperti berada di unjung tanduk, sedikit ku bearah dan bertoleh tak berpihak maka aku akan jatuh.
Selama ku hidup aku tak pernah mengeluh, aku percaya bahwa di luar sana masih ada yang jauh lebih buruk dari pada situasi ku sat ini.
Dengan beralaskan rumah papan kecil peninggalan orang tuaku dulu, yang hanya bisa di tempati 2 orang saja, keadaan seadanya bahkan aku hanya mempunyi 2 pakian yang ku kenakan secara bergantian
hari demi hari.
Tak ada orang yang mau mendekatiku bahkan melihatku sedikitpun,
Aku di anggap sebagai wabah penyakit dalam desa itu, kulitku kotor de penuhi lalat, bahkan rambutku sudah menyatu menjadi satu karena debu.
Bahkan aku tak bisa lagi di kenali.
Saat aku berjalan keluar orang orang menatapku seperti melihat sosok hantu.
Komentar
Posting Komentar