Kumpulan Puisi_karya Yuliana Ndahong


KUMPULAN PUISI
OLEH
YULIANA  NDAHONG


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIKA SANTU PAULUS RUTENG
2020/2021


















AKU YANG MALANG
Tak ada jalan, rapuh kelak dalam hidup
Tak lagi bisa tertawa lepas seperti dulu
Kini semua hanya tertinggal cerita lama

Ini bukan dunia dewa
Yang mungkin waktu dapat diputar kembali
Ini nyata, yang tak mungkin bersahabat

Kini kemalangan menyapaku
Bagai daun kering yang mudah tersapu angin
Bagai ranting pohon yang patah karna hujan

Kini ku diam dalam sunyi
Menerima segalah kenyataan hidup yang pahit.

                                                                                                              KATA HATI
Pada saat pena hitam, membasuh putihmu yang suci
Ku ucapkan maaf dalam kelam
Karna kau tak memberi suara bahwa kau mengizinkanya

Membuka kalbu pada jalan lama, tapi sesat menyapa jalanku dahulu
Aku berpikir singkat dalam tenang, bahwa dengan pena hitam
Ku mampu membagi rasa yang kian pedih hingga dalam kecemasan

Pada tuan itu kali lalu, dalam ramai sekawan
Dia mampu menghancurkan jiwa dalam sejenak
Kini pikiran yang lembut, lemah tak berpijak

Dengan foto dalam diari, akan menjadi petaka awal perjuangan
Ku tak mampu bersuara, sudah diam pilu pula tak berakir
Sudahlah..
kata hatiku sudah kacau.

Larik Rindu
Di pagi ini dengan sajak cerita yang sama
Ku titipkan sedikit cerita yang tak sempat menetap
Ini tentang jarak dan rindu, yang kian memburu hati
Pada sajak sajak sendu yang sederhana, ingin ku tuliskan tentang jarak
Kau tau..?
Rindu itu benar-benar mencekik
Rindu itu benar benar merobek jiwa
Rindu itu seperti api membara yang tak kian redah
Dan kau tau?
Kian hari ranting-ranting terpatakan
Sayap-sayap burung engan di kepakan
Bahkan aliran air tak lagi bersuara
Siupan angin tak lagi di rasakan
Alasan apa yang pantas untuk semua itu?
Jelaskan sekarang!”
Ku mohon jangan hanya diam seribu Bahasa,Berikan aki isyarat
Agar rindu ini pantas untuk singgah
Walau tak lama menetap.


                            
                          HAMPA
Dalam hampa aku berusaha untuk menyapa
Namun, nyatanya tak dapat ku lakukan
Jedahnya Panjang, 
kesunyianya datang
Dan bunyinya tak mampu berkata
Aku menangis dan menjerit dalam tenang
Berharap mampu membuka yang baru
Namun,kegagalan menyapaku dahulu
Sempat ku berpikir…
Bahwa tak ada ruang lagi untuk ku bercerita
Membawa hati dalam kepedihan
Hingga sakit yang sebetulnya datang memburu
Jantungku seakan tak mampu lagi berdetak
Nafas ku terpatah-patah
Dan yang bisa yang ku lakukan
Hanya diam dalam kesunyian

SIMPONI
Sepertinya aku tak sengaja menggantungkan
Bahagiaku pada dirimu
Jika mengimajinasikanmu adalah topiknya
Sepertinya tak perlu lagi aku merasa takut
Karena sudah memfaforitkan orang sepertimu
Dan ketahuilah engkau tetap menjadi titik yang paling aku lirik
 Bergantian cahaya menyinari tentap engkau yang aku cari
 Maka tetaplah disana, menerangi dari jauh dalam rindu yang

Paling rapuh, kelak aku akan pulang, asal kau tak menghilang
                                                       


                  MIMPI
Jika hati mu resah dan gunda
Berbaringlah dalam kesunyianmu
Jika hatimu tak lekas cerah
Pejamkan matamu dan tidurlah
Bawa dirimu terbang dan melayang
Dalam kelam indah dunia mimpi
Jika hatimu telah riang pula
Buka matamu dan bangkitlah
Karena banyak orang yang menanti ceritamu disana
                                                                    

AKIR RABU
Di hari ini, ada seribu mendung
Yang memburu awan putihku
Dengan tiba tak ada kabar
Begitu saja air menggenangi kasurku
Begitu pula petir ikut menggaduhkanya
Sebait tangis kini bersamaku
Sedang di luar berserakan dedaun
Yang mungkin ikut masuk kedalam kamarku
Ini adalah akir rabu Bersama angin dalam gemuru.

YUNYIN
Permata yang paling di sayangi
Lahir dari Rahim purnama.
Sembari mengecup beribu doa agar lekas dari merindu.
                                   09 agustus


WAJAH TUA
Segaris kerutan itu membela wajahmu
Seperti nasib pedih di tumpakan dilapangan jidatmu
Namun, kau sematkan sedikit senyum seoalah kau berdaya
Untuk dunia yang lebih lama lagi
Nafasmu kini menderuh
Wajahmu kau rebahkan dengan cinta
Meneladani waktu yang ombang
Hingga kau  tak putus dalam Lelah.


DI PENGHUJUNG TAHUN

Hujan di bulan ini, membuatku benar rindu adanya
Tak ada kabar, tak ada sapa
Mungkin dia sudah terlalu jauh
Tapi, mungkin nanti datang kembali
Aku sebenarnya tidak begitu berharap
Namun, janji saat itu, meningatkan daku untuk tak dulu rapuh
Sunyi kembali, meningatkan ku untuk moment saat itu
Tak terlalu istimewah, tapi jiwa mengelabuh
Memberi isyarat bahwa akan menjadi penghargaan hidup
Baginya mungkin biasa, aku tak tau
Tapi sudahlah, ini jelas
Sedikit tatapanya, memberi jawaban
Bahwa itu juga luar biasa di hidupnya.



NOVEMBER04
Saat ini, aku di lemah
Ambigu jika aku mengartikan perasaan mu saat itu
Ini real nyatanya, bukan dongeng atau cerita khayalanmu
Benar sulit, jika aku lansung mengambil keputusaan,
Aku tak egois, ku berjalan terus mencari alasan
Jika ini memang jalanmu, aku tak mungkin menghalang
Aku hanya ingin posisiku lebih awal dari padamu
Agar aku dengan leluasanya, bertanya dengan keras
Kenapa ini bias terjadi?..

MARIA
Menawan cantik tak terhalang
Putih halus suci tak ternoda
Permata dari segalah bercahaya
Mahkota cinta tanda kebesaran
Menjadi pandawa dari segalah arah
Pada mu semua bersujud
Sang khalik bunda penyelamat
Engkau jalan bagi pendosa.


KALBU LAMA
Dikota molas, ku menyapa pagi tanpa bayanganya
Sudah ku katakana kali lalu
Bahwa taka ada yang lebih berarti selain dia kembali
Buatalah solah seisi kota tersenyum padaku
Buatlah semuanya sempurna berkawan
Jangan membuatnya pilu yang kian tak mereda
Jagalah karna hati cukup sekali tuk di cintai.

SANTUY
Kesabaranku adalah iman
Kesabaranku adalah kasih
Kesabaranku adalah pemenang
Dan ku titipkan saat ini
Jangan sesekali kau mengingat masa lalu
Yang hanya membawamu dalam kepedihan
Dan ingatlah jangan terlalu kau memikirkan masa depan
Karena membuatmu berada dalam ketakutan
Jalani hidup mu hari ini
Dengan senyum dan cintamu
Dan kau akan merasakan bahwa dunia Bahagia bersamamu.

PENYESALAN
Segalah kecewa tersumbat tak terjalan
Seperti ambisi dan tekad itu sudah sekarat
Di sedih dan gembira kali lalu
Di piluh dan jenuh yang kini bersahabat
Ini keji, karena ku tersenyum dalam luka
Sekarang ku tertindas oleh cerita lama
Segalanya buruk itu telah mengutuk ku
Ku mohon maaf, dudah ku sendiri diam termakan sepi.

IMAJINASI
Ketika pena ini mulai berjalan
Sesekali pernah tersesat,
Hanya ingin mencari kata yang mampu berkawan
Seketika dia tak lagi tau arahnya pulang
Mungkin terjebak dalam harapan
Tapi sudahlah, ini awal kau berkarya.

KAU
Kau…
Kembali menyapaku pagi ini
Dengan tatapan manja sedikit senyum
Aku terbangun dengan segala banyak mimpi
Kau…
Terimakasih untuk segalah perjuangan rasa
Kini semuanya berlabu manis
Dengan janji tak bersyarat
Kan ku ucap selalu nama mu dalam doa mama..

TENANG DALAM DUKA
Malam ini…..
Izinkan aku kembali menangis
Ini tentang misteri hidup yang tak kian bertakta
Terlambat aku berkata
Tapi dunia sudah tau kelemahkanku
Kepercayaan ku telah kabur
Meninggalkan fosil luka tanpa jejak
Kini ku terjebak Bersama keterpurukan duniawi
Aku tertawa tanda kepunahan hati
Membuatku tahu bahwa dunia penuh pesona
Hanya kelicikan  terselip janji manis
Sudahlah, aku sudah terlanjur bodoh
Oleh rasa percaya dunia.


AYAH
Karna mata, kini ku mampu melihat penderitaan mu
Berat terlau, namun kau tak pernah mengelu
Ketangguhanmu kini demi siapa di belakangmu
Ada begitu banyak orang menanti keringat yang terbayar
Kini sesekali ku ingin melangkah bersmamu
Agar aku tau, panas yang membuat seribu lipatan pada kulitmu
Biarkan aku melangkah, agar aku tau betapa kau tak lemah
Dalam kedinginan…
Sudah terlalu banyak pengorbanan itu
Kini ku ingin membalasnya, walau jauh Dpari apa yang telah kau beri kepadaku
Izinkah aku ayah, walau ku tau
Ini tak akan pernah tuntas sampai akir zaman.





KEDAMAIANKU
Ingin ku berlari sejauh mungkin
Namun langkahku tertahan oleh ambisi
Ingin ku berteriak, melepas duka lara
Tapi aku kehabisan suara

Dimana Kedamaianku?
Damai yang harus ada, namun dahulu berlalu
Yang telah lama berkawan, namun hilang tak berarah
Hingga tak sedikit pun bayangan itu

Ku hanya punya keyakinan, dan itu tak lebih
Meski rapuh untuk melangkah kakiku
Sudahlah kering pula tenggorokan ku
Namun aku tak kehabisan kata, juga waktu

Aku percaya, esok akan kembali
Akan ku coba lagi untuk berlari
Ku kencangkan teriaku hingga memecah sunyi
Hingga kedamaian yang dulu hilang
Mampu ketemukan kembli.






ITU AKU
Kali lalu, di penghujung tahun
Pernah ku tawarkan padamu
Untuk menikmati secangkir kopi
Berdua bersamaku disini,
Di alun alun kota molas

Saat itu, kau masih ingat?
Sempatku tawarkan untuk berbagi cerita
Tentang lara hati,
Namun kau menolaknya

Aku tau kau sering mengurung diri
Namun dengan lantang, kau selalu abaikan itu
Kau hanya meminta kau bertutur sesekali saja
Namun kau terpaut oleh seribu ragu..

Sudahlah aku tak memaksamu,
Namun saat ini ku berikan canda
Saat kau butuh ruang, kembalilah disini
Kau akan menemukan lentera kecil Bersama pemiliknya
Dan itu pasti aku.

Akan ku berikan harapan
Bahwa lukamu akan sembuh.


SELAMAT JALAN
Untuk hati yang pernah terluka oleh kisah
Pergilah sejauh mungkin
Jangan pernah meninggalkan lara sedikitpun disini
Ku yakin pada hati
Ada cerita istimewah setelah ini
Aku sudah tak risau oleh masa lalu
Karna kau tau,
Aku sudah di persimpangan
Untuk memlepas segalah kisah itu.

MBATE DISE AME
Ku percaya Tanah pertiwi
Tanah perjuangan para dewa
Pesonamu tak pernah memudar
Aura dan menawan tanah sang khalik
Oleh terbias padang yang asri
Gunung yang tinggi, sawah yang hijau
Serta tama orang bersahabat
Disana, di jalan itu
Kupu-kupu bersayap kuning tersenyum
Memuja sang pencipta.
Tanah pertiwi, tetesan embun sudah tak dapat di hitung
Menari dedaunan, bersuka ria Bersama
Mata air di puncak gunung nya.
Ku ucapkan seribu terimakasih,
Kau sempatkan untuku bertumbu di sini
Ku bangga bagian dari mu,
Pertiwi tak akan ku biarkan
Nanti atau esok engkau
Merintih belukar seperti diamuk bara api
Akan ku jaga, seperti pejuang di sekelilingmu.









Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

BELAJAR FONEM DALAM BAHASA MANGGARAI_OLEH YULIANA NDAHONG

Sajak Untuk Para Pembunuh